Tujuan di turunkannya syariat islam oleh Alloh adalah untuk kebaikan manusia. Kehidupan manusia tidak lepas dari adanya perseteruan abadi antara iblis dan keturunannya yaitu syetan, baik dari bangsa manusia mapun dari bangsa jin, di mana keberadaan syetan akan memberikan berbagai keburukan-keburukan kepada manusia, untuk itulah perlu ada syariat dari Alloh untuk mencegah atau menyelesaikan hal itu.
Pada kesempatan kali ini, kami akan menyebutkan beberapa syariat dari Alloh yang berfungsi mencegah keberadaan syetan (dari bangsa jin) dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa syariat yang harus kita lakukan dalam kehidupan keseharian kita agar kita tercegah dari keburukan-keburukan syetan yang senantiasa hadir pada diri kita, diantaranya adalah :
Menyebut nama Alloh ketika masuk rumah
Dari Jabir radliyallahu anhu beliau berkata, aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ تعالى عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيْتَ لَكُمْ وَ لَا عَشَاءَ وَ إِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ تعالى عِنْدَ دُخُوْلِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ اْلمـَبِيْتَ وَ إِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ تعالى عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ اْلـمَبِيْتَ وَ اْلعَشَاءَ
“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu ia menyebut (nama) Allah ta’ala ketika memasukinya dan ketika makan. Setan berkata (kepada kawan-kawannya), ‘tidak ada tempat bermalam dan makan buat kalian’. Apabila ia tidak menyebut (nama) Allah ta’ala ketika memasukinya, setan berkata ‘kalian telah mendapatkan tempat bermalam’. Dan apabila ia tidak menyebut (nama) Allah ta’ala ketika makan, setan berkata ‘kalian mendapatkan tempat bermalam dan juga makanan’”. [HR Muslim: 2018, Abu Dawud: 3765, dan Ahmad: III/ 346, 383. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Menutup pintu dan wadah-wadah dengan membaca basmallah
dari sahabat Jabir radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا ، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ ) رواه البخاري (
“Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian (di rumah), karena ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka biarkan mereka (jika ingin keluar). Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian” (HR. Bukhari 3280, Muslim 2012).
Ibnu Bathal mengatakan:
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan untuk menutup pintu-pintu ketika malam hari karena mengkhawatirkan tersebarnya jin akan membuat orang kesurupan atau menimbulkan ketakutan dan gangguan pada kaum mu’minun” (Syarah Shahih Al Bukhari, 9/67)
Shalat Sunnah di Rumah
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Ibn Umar radhiyallahu ‘anhu, yang artinya : "Jadikanlah sebagian dari shalat kamu (shalat sunnah) di rumahmu dan janganlah menjadikannya sebagai kuburan." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, shalat sunnah bagi laki-laki di rumah. Sedangkan shalat wajib bagi laki-laki, maka Rosulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan shalat dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushalla, sedangkan untuk wanita afdhalnya melaksanakan shalat di rumah.
Hadits ini juga merupakan dalil bahwa yang afdhal itu seseorang shalat di rumahnya, maksudnya yaitu untuk seluruh shalat sunnah. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
“shalat yang afdhal bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat-shalat wajib” (HR. Al Bukhari no. 7290)
kecuali shalat-shalat yang terdapat dalil dari syariat bahwa pelaksanaannya dilakukan di masjid, seperti shalat kusuf, shalat tawarih di bulan Ramadhan. Bahkan, walaupun berada di Mekkah atau Madinah, shalat sunnah di rumah tetap lebih afdhal berdasarkan keumuman hadits di atas. Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun ketika mensabdakan demikian, beliau berada di Madinah. (Majmu’ Fatawa war Rasail, 2/235, Asy Syamilah)
Membaca Al Qur’an di rumah (terkhusus QS Al Baqarah)
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – menegaskan :
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.” (Hadits Riwayat Muslim 2/188)
Makan dan minum dengan tangan kanan serta membaca mengucapkan Bismillah
Dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika seseorang di antara kamu makan, maka hendaklah dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum, maka hendaklah minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” [HR Muslim: 2020, Abu Dawud: 3776, at-Turmudziy: 1799 dan Ahmad: II/ 33, 146. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Dari Aisyah bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تعالى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تعالى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَ آخِرَهُ
“Apabila seseorang diantara kalian hendak makan hendaklah ia menyebut nama Allah ta’ala. Jika ia lupa menyebut nama Allah ta’ala di awalnya maka hendaklah ia mengucapkan “Bismillah awwalahu wa aakhirahu” (dengan nama Allah di awal dan akhirnya). [HR Abu Dawud: 3767, at-Turmudziy: 1858 dan Ahmad: VI/ 143. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].
Lalu dalam hadits lainnya, riwayat Abu Daud, dari salah satu sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Umayyah bin Makhsiy beliau menceritakan :
عَنْ أُمَيَّةَ بْنِ مَخْشِىٍّ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ فَضَحِكَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَالَ مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى بَطْنِهِ
Dari Umayyah bin Makhsiy -yakni salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk, ada seorang laki-laki yang makan dan ia tidak membaca basmalah hingga makanannya hampir habis tinggal satu suapan. Lalu ketika ia memasukkan suapan itu ke mulutnya ia (ingat dan) membaca “Bismillahi awwalahu wa aakhirahu”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tertawa. Kemudian beliau bersabda: “Syetan masih terus makan bersamanya, tapi ketika ia membaca Basmalah, syetan langsung memuntahkan apa yang ada di perutnya.” (HR. Abu Daud)
Berdoa ketika hendak masuk WC
Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ ، فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
” Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
الْخُبُثِ adalah setan laki-laki dan الْخَبَائِثِ adalah setan perempuan. Demikian banyak orang yang terkena gangguan jin adalah di tempat-tempat buang hajat.
Berdoa sebelum berhubungan dengan pasangan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a:
Artinya: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya. ” (HR. Bukhari, no. 6388; Muslim, no. 1434).
Tidak ada Gambar atau Patung di dalam rumah
Dari Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya para malaikat tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar.” (Muttafaq ‘alaih). Di dalam lafal Al-Bukhari, “dan juga gambar patung”.
Dalam sebuah hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau berkata kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu.
لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْراً مُشْرِ فًَا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Artinya : Janganlah engkau tinggalkan patung kecuali engkau telah membuatnya menjadi tidak berbentuk, dan jangan pula meninggalkan kuburan yang menjulang tinggi kecuali engkau meratakannya”. [Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Jana’iz, 969]
Wallahu a’lam
Mudah-mudahan ilmu yang sedikit ini bermanfaat buat kita semua.
Rendra Bukhori
KRS (Komunitas Ruqyah Syariah)
Sumber :
www.inforuqyahsyariyyah.blogspot.co.id
Kerjasama Pelatihan ruqyah
Hubungi : 0895 0602 3844 (Rendra Bukhori)
=======================================
0 komentar:
Posting Komentar