Salah satu bentuk makar syetan terhadap manusia adalah memberikan rasa was-was dalam diri seseorang. Ada beragam bentuk was-was yang menimpa seseorang yang terkena penyakit ini, diantaranya :
Terlalu berlebihan dalam menilai sesuatu itu najis atau bukan
Merasa kurang bersih dalam membersihkan sutu najis.
Sering berlama-lama di kamar mandi
Sering merasa batal setelah berwudhu
Sering wudhu dengan tidak berurutan
Sering merasa keluar angin ketika hendak dan pada saat shalat
Sering mengulang-ulang takbir
Sering mengulang rakaat shalat
Sering mengulang bacaan Al Fatihah
Sering menyiram air ke anggota tubuh ketika berada di kamar mandi
Dan beragam bentuk was-was lainnya
Hal tersebut diatas tentunya sangat melelahkan bagi orang yang terkena penyakit tersebut. Orang yang terkena was-was akan cendrung bersikap berlebihan dalam menyikapi perasaan was-was yang timbul pada dirinya, karena itu ada sebagian orang yang sejatinya orang tersebut sedang terkena penyakit was-was namun orang tersebut tidak tidak menyadarinya, karena memang beda tipis antara sikap kehati-hatian dengan sikap berlebihan.. Misalnya : dalam rangka kehati-hatian seseorang akan cendrung menyiram air hingga berkali-kali karena khawatir najisnya belum terangkat, atau mengganti pakaiannya yang dianggap terkena najis.
Sikap kehati-hatian memang di perlukan oleh seorang muslim, tapi tetap harus memakai landasan ilmu sebagai tolak ukurnya. Ketika kita yakin dengan menyiram air dengan jumlah tertentu sudah dapat mengangkat suatu najis, maka kelebihan dari jumlah tersebut bisa masuk dalam kategori sikap yang berlebihan. Orang-orang yang terkena penyakit was, biasanya akan cendrung menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya masih kurang, karena itu ia akan menyiramkan air hingga berkali kali, padahal najisnya sudah terangkat pada dirinya atau pada tempat yang di alirkan dengan air yang dianggap terkena najis.
Lalu bagaimana terapi untuk mengobati penyakit was-was ?
1. Memiliki ilmu syar’ie yang berkaitan dengan was-was yang dirasakan tersebut.
Hal utama untuk menghilangkan penyakit was-was adalah dengan memiliki ilmu yang berkaitan dengan rasa was-was yang kita derita. Misal : kalau was-was yang kita derita berkaitan dengan persepsi najis yang keliru, maka solusinya adalah dengan mengilmui secara benar apa definisi najis dan tata cara membersihkan najis. Jika kita tidak memiliki ilmu yang benar tentang definisi najis dan tata cara membersihkannya, maka yang muncul adalah persepsi najis yang keliru dan cendrung mengikuti bisikan syetan hingga untuk membersihkan suatu najis, orang tersebut menyiramkan air hingga berkali-kali.
2. Mengabaikan perasaaan was-was ketika muncul
Setelah ilmu sudah kita ketahui, maka langkah selanjutnya adalah dengan mengabaikan perasaaan was-was yang muncul tersebut. Dengan kita mengabaikan perasaan was-was tersebut, in syaa Alloh dengan idzin Alloh akan hilang perasaaan was-was itu dengan sendirinya, tapi sebaliknya jika perasaan was-was tersebut kita ikuti, maka rasa was-was itu akan semakin menguat
3. Melakukan sikap kebalikannya
Langkah lain yang harus dilakukan oleh orang yang terkena penyakit was-was adalah dengan melakukan sikap kebalikan dari rasa was-was yang muncul tersebut. misal : ketika muncul rasa was-was apakah sudah batal wudhu dengan sebab keluar angin dari dubur kita atau tidak, maka tolak ukurnya adalah dengan bersandar pada sunnah nabi yang berkaitan dengan hal itu, yaitu adanya keyakinan dari kita akan batalnya wudhu kita dengan salah satu pembatalnya yaitu dengan mendengar suara atau mencium bau dari kentut tersebut. Jika tidak merasakan kedua hal tersebut, maka yakinlah bahwa wudhu kita belum batal.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanyakan perihal batalnya shalat karena buang angin (kentut), beliau bersabda :
لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدُ رِيْحًا
‘Janganlah ia berpaling (membatalkan shalatnya) sampai ia mendengar suara atau mendapati baunya.‘ Hadits ini disepakati keshahihannya.” (Fatawa Lajnah Daimah: 5/255)
4. Terus berlatih menghilangkan perasaan was-was tersebut.
Menghilangkan penyakit was-was memerlukan usaha yang terus menerus, karena perasaan itu akan terus muncul pada saat kita hendak melakukan ibadah atau keadaan lainnya. Perlu kesabaran yang kuat untuk melakukan hal itu, terlebih lagi jika penyakit tersebut sudah sekian lama menjangkiti kita, dan terkadang perlu di bantu oleh orang lain sebagai penilai kedaan kita, misalnya ada seseorang yang terkena penyakit was-was yang ia merasa bahwa tindakan ia sudah benar, padahal sejatinya perbuatan yang ia lakukan merupakan bagian dari was-was. Peran orang lain terhadap seseorang yang terkena penyakit was-was adalah terus senantiasa mengingatkan bahwa perbuatan orang tersebut merupakan bagian dari penyakit was-was, dan menasihati orang tersebut untuk melawan keinginan yang muncul dari was-was tersebut. Jika tidak di bantu, akan ada kemungkinan orang tersebut akan kesulitan untuk melawan rasa was-was yang muncul pada dirinya, karena sedemikian besar perasaan yang muncul pada diri orang tersebut, yang akhir di yakini seakan-akan menjadi bagian dari dirinya. oleh sebab itu upaya untuk menghilangkannya pun perlu perjuangan yang berkelanjutan dari cara-cara yang tersebut diatas. Dengan upaya yang serius in syaa Alloh penyakit tersebut pun akan sirna dari diri kita
5. Berdoa kepada Alloh agar dihilangkan penyakit itu
Doa adalah senjata orang mu’min. Alloh sangat senang kepada hamba-Nya yang senantiasa berdoa kepada-Nya. Untuk itu sebagai seorang mu’min, maka berdoa merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi dengan cara meminta kepada Alloh pertolongan untuk mengatasi masalah yang kita hadapi.
Demikianlah beberapa cara terapi bagi seseorang yang terkena penyakit was-was. Mudah-mudahan Alloh mudahkan kita untuk melawan penyakit tersebut agar kita dapat tenang melaksanakan ibadah kepada Alloh dan melaksanakan aktivitas lainnya dalam kehidupan kita.
Wallahu a’lam mudah-mudahan artikel ini bermanfaat…
Rendra Bukhori
KRS (Komunitas Ruqyah Syariah)
Sumber : www.inforuqyahsyariyyah.blogspot.com
Inffo kerjasama Pelatihan Ruqyah :
0895 0602 3844 (Rendra Bukhori)
0 komentar:
Posting Komentar