💐RUQYAH SYAR’IYYAH BUKAN PENGOBATAN AL TERNATIF
🔖Pada kesempatan parktek ruqyah yang lalu, ada seorang ibu yang menuturkan bahwa beliau beberapa waktu yang lalu habis berobat ke beberapa rumah sakit. Alasan beliau ke rumah sakit adalah beliau selama satu bulan belakangan ini mengalami kecemasan yang berlebih, beliau pun merasa dirinya begitu cape, selain itu beliau merasa sakit dan ada perasaaan akan mati.
🔅Sesampainya di rumah sakit dan ketika di cek, dokter pun menyimpulkan bahwa si ibu tidak mengalami sakit alias sehat-sehat saja. Karena merasa kurang puas dengan hasil kesimpulan sang dokter, maka ibu tersebut pun pindak ke rumah sakit lain untuk memastikan keadaan dirinya, karena beliau memang merasa ada kecemasan pada dirinya. Setelah menceritakan keadaan dirinya kepada dokter yang lain, maka sang dokter pun memvonis si ibu mengalami depresi, dan di berikanlah si ibu obat penenang untuk menghilangkan depresi yang sedang dialaminya. Alhasil ibu tersebut pun makin bertambah cemas dari hasil kesimpulan dokter tersebut.
💫Setelah berdiskusi dengan suami dan teman-temannya, maka temannya mengarahkan agar ia di ruqyah, mungkin penyakitnya yang di alaminya tersebut ada pengaruh dari gangguan jin.
🌷Benar adanya, setelah di lakukan proses ruqyah atas dirinya, tidak berapa lama si ibu pun mengalami reaksi berupa muntah-muntah (hanya berupa angin dan ludah saja), selain itu ibu itu pun merasakan ada rasa tidak nyaman pada tangannya, serta kepalanya terasa pusing. Setelah berapa lama di ruqyah, Alhamdulillah si ibu pun merasa sudah hilang reaksi yang tadi muncul pada saat di bacakan ayat-ayat ruqyah kepadanya.
☘Pelajaran yang bisa di petik dari kisah di atas adalah, sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk mengupayakan ruqyah syar’iyyah pada awal pengobatan, bukan di akhir pengobatan. Karena ketika kita menjadikan ruqyah syar’iyyah sebagai pengobatan alternative (pengobatan yang terakhir setelah berobat dengan medis), maka akan ada kerugian yang akan kita dapatkan, baik rugi dalam segi waktu, biaya, tenaga dan lainnya, karena jika kita mengupayakan ruqyah syar’iyyah di awal pengobatan, maka kita sudah bisa memastikan hasil dari penyakit yang kita alami. Kalau memang murni medis, maka kita bisa mengupayakan pengobatan atas penyakit tersebut ke klinik kedokteran yang ada, walaupun ruqyah syar’iyyah juga bisa mengobati dengan izin Alloh penyakit-penyakit yang tergolong penyakit medis.
🔖Untuk penyakit yang di sebabkan karena sebab medis, maka kemungkinan tidak muncul reaksi pada saat di ruqyah, namun jika penyakit kita tergolong penyakit non medis (penyakit yang di sebabkan gangguan jin), maka akan muncul reaksi pada saat di bacakan.
💫Jika penyakit tersebut di sebabkan karena unsure non medis, in syaa Alloh keluhan-keluhan yang kita alami sebelumnya akan hilang dengan sebab ruqyah syar’iyyah yang kita upayakan.
🔅Upaya ruqyah syar’iyyah yang kita lakukan, tidak mesti harus selalu memanggil peruqyah, kita bisa mengupayakan terlebih dahulu ruqyah mandiri atas diri kita, baik sebagai pendeteksian ada tidaknya gangguan atau bisa sebagai terapi penyelesaian penyakit yang kita alami. Tapi jika belum memiliki ilmu dalam hal itu, atau kita belum merasa mampu melakukan ruqyah mandiri atas diri kita, maka kita boleh memanggil peruqyah untuk membantu dengan izin Alloh untuk menghilangkan penyakit yang kita alami.
🔖Sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk mengupayakan bentuk-bentuk pengobatan atau obat-obatan yang telah di sunnahkan oleh Rosulullah shallallahu alaihi wasallam untuk kita gunakan. Jadikan obat atau pengobatan tersebut sebagai upaya pertama yang kita lakukan karena hendak mengikuti diri Rosulullah, mudah-mudah dengan begitu kita mendapatkan keberkahan dari pengobatan atau obat yang kita gunakan sebagai sebab kesembuhan atas diri kita.
🌷Wallahu a'lam
🔅Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat buat kita semua.
👤Rendra Bukhori
KRS (Komunitas Ruqyah Syariah)
🌎Sumber :
www.inforuqyahsyariyyah.blogspot.com
👇Kerjasama Pelatihan ruqyah
Hubungi :
📱0895 0602 3844 (Rendra Bukhori)
===================
0 komentar:
Posting Komentar